Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Jangan Goyahkan Letak Pembangunan Tugu Raja Sangnawaluh Damanik

Pematangsiantar, BS-Perencanaan Pembangunan Tugu Raja Sangnawaluh Damanik sudah lama direncanakan dan terus dilakukan sosialisasi. Hingga pada akhirnya, peresmian Peletakan Batu Pertama Pembangunan Tugu Raja Sangnawaluh Damanik dan Harungguan Bolon (HB) I Tumpuan Samanik Boru Panagolan Indonesia (TDBPI) telah dilaksanakan di Pematangsiantar, Sabtu 10 November 2018 lalu. 

Syukur yang tidak terhingga atas diresmikannya Pembangunan Monumen / Tugu Raja Sangnawaluh Damanik selaku Perintis Kota Pematangsiantar dan Simalungun oleh Walikota Siantar dan tokoh-tokoh Damanik. Tugu setinggi 24 meter tersebut dibangun di Lapangan H Adam Malik Pematangsiantar, dan diharapkan akan menjadi icon kota pada masa mendatang. 

Seiring berjalannya pembangunan, puluhan warga yang tergabung Gerakan Masyarakat Islam (Gamis) Kota Pematangsiantar  melakukan unjukrasa dengan mendesak Pemerintah Kota Pematangsiantar memindahkan pembangunan Tugu Raja Sang Naualuh Damanik dari Lapangan Haji Adam Malik. Mereka melalukan demo di depan Kantor DPRD dan Kantor Wali Kota Pematangsiantar  Jumat 23 November 2018 lalu.

Kordinator Aksi Hendro Susilo menyampaikan bukan menolak adanya pembangunan tugu, tetapi lokasi bangunan tersebut mengganggu kenyamanan ibadah di Lapangan Adam Malik. Pasalnya, lapangan tersebut kerap digunakan saat ibadah Sholat Idul Fitri dan Perayaan Natal.

“Kami bukan menolak pembangunan tugu. Kami setuju tugu itu dibangun, tetapi lokasinya bukan di Adam Malik, silakan ditempat lain yang lebih strategis,"katanya.

Sementara Samsudin Harahap yang juga anggota Gamis menyampaikan sangat menghormati karakter Pahlawan Raja Sang Naualuh Damanik. Namun, ia merasa tugu itu tidak tepat di Adam Malik. Ia meminta Pemko Pematangsiantar segera menghentikan pembangunan.

"Kami mengaggumi Raja Sang Naualuh, tetapi sebelum ini, Pemko Pematangsiantar sudah sepakat tugu dibangun di Jalan Merdeka tetapi berubah ke Adam Malik,"ujarnya.

Pembangunan Tugu Raja Sangnawaluh Damanik di Lapangan Adam Malik sudah berjalan 10 persen. Lokasi pembangunan tugu dengan anggaran Rp 13 miliar ini sudah ditutupi seng. Saat aksi unjukrasa itu, tidak ada pekerja proyek yang bekerja.

Asisten I Pemko Siantar Leonardo Somanjuntak yang menanggapi puluhan warga ini mengaku akan menyampaikan ke Dinas PUPR Pematangsiantar untuk menghentikan pembangunan. Ia juga mengatakan sudah membahas aspirasi dari Gamis.

"Mohon kerja sama yang baik. Kami akan undang kembali bapak-bapak dari Gamis, ahli waris, dan organisasi suku Simalungun yang di Siantar,"katanya.

Seperti diketahui, organisasi masyarakat Suku Simalungun dan ahli waris sudah berulang kali meminta pembangunan Tugu Raja Sang Naualuh Damanik di Kota Pematangsiantar. Wali Kota Pematangsiantar Hefria Syah Nor sudah melakukan peletakan batu pertama di Lapangan Haji Adam Malik.

Raja Sang Naualuh Damanik

Raja Siantar bermarga Damanik keturunan Raja Nagur kerajaan tertua di Sumatera Timur yang memerintah dari tepi pantai Laut Tawar (Danau Toba) hingga Laut Asin (Selat Malaka). Raja Siantar pertama melahirkan tuan Sipolha dan kedua dengan Panakboru Silampuyang br Saragih yang menurunkan raja-raja Siantar seterusnya sampai Raja Siantar XIV tuan Sang Naualuh Damanik. Kerajaan Siantar terdiri dari tiga Partuanon Banggal: Bandar, Siantar, dan Sidamanik.

Raja Sang Naualuh Damanik XIV lahir tahun 1871 di Istana Raja Siantar di Pamatang Kelurahan Simalungun sekarang ini. Ayahnya Raja Mapir Damanik bergelar Raja I Parsiroan Raja Siantar XIII, ibunya Panakboru Gajing br Saragih yang menjadi Puang Bolon Kerajaan Siantar.

Raja Sang Naualuh XIV dinobatkan menjadi raja pada 1888 setelah ayahnya wafat danang Naualuh karena delapan sifatnya yang dicintai rakyatnya. Delapan sifatnya adalah pengasih, pelayan, jujur, berani, bertanggungjawab, teguh pendirian, saling menghormati dan membangun.

Walikota Jangan Plinplan

Kebijakan Wali Kota Pematangsiantar, Hefriansyah, bisa dibilang plin plan terkait pembangunan Tugu Raja Sang Nauluh Damanik, khususnya soal lokasi. Pasalnya pada Senin 4 Juni 2018 lalu, di ruang rapat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) kota Siantar, pihak Pemko Pematangsiantar  bersama keturunan Raja Sang Naualuh Damanik, yakni, Difi Sang Nuan Damanik, Tokoh - tokoh Simalungun dan komponen Etnis Simalungun, telah sepakat dan menetapkan lokasi pembangunan Tugu Sang Naualuh, di kawasan Lapangan Merdeka Siantar.
Penandatanganan Ahli waris Raja Sang Naualuh Damanik dengan Walikota Pematangsiantar, Senin 4 Juni 2018 soal letaknya Pembangunan Tugo Raja Sang Naualuh Damanik di lapangan Aam Malik Pematangsiantar. Penandatangan itu disaksikan Irjen Pol M Wagner Damanik (kanan).
Bahkan penetapan tempat itu, berdasarkan studi penetapan lokasi sebagai landmark atau citra Kota Siantar. Saat itu, Basaria Talarosha Tampubolon dari Staff Pengajar Departemen Arsitekur Universitas Sumatera Utara (USU) Lab. Building Science dan Putri Pandasari Napitupulu dari Staff Pengajar Departemen Arsitekur Universitas Sumatera Utara (USU)  Lab. Lingkungan, juga telah memberi masukan terkait pembangunan tugu itu.

Memang saat itu, ada lima lokasi yang dibahas, bahkan telah disurvei oleh tim ahli independen untuk perencanaan pembangunan tugu tersebut.

Kelima lokasi itu yakni, sudut Taman Bunga atau saat ini dinamai sebagai Lapangan Merdeka, sisi tengah Lapangan Merdeka, simpang Ramayana yang letaknya di depan makam Pahlawan, Taman Adam Malik dan yang terakhir Gapura Simpang Pematang, Jalan Diponegoro.

Penetapan lokasi ini berdasarkan landmark sebagai pembentukan citra kota yang meliputi berbagai aspek.  Antara lain, aspek fisik meliputi, ciri khas, kontras dengan lingkungan sekitar, mempunyai nilai estetika, mempunyai keistimewaan dalam skala. Non fisik meliputi, aspek kelangkaan dan nilai sejarah. 

Selain itu disesuaikan lagi berdasarkan 7 point kriteria lokasi landmark. Yakni, Posisi, Singularity, Visibilty, Aksesibilty, Generator Activity, Nilai Hostoris dan Kualitas Visual.

Pada kesempatan itu, Difi Sang Nuan Damanik bahkan mengatakan, lokasi pembangunan tugu Raja Sang Naualuh Damanik telah disepakati, di area Lapangan Merdeka yang letaknya di sudut, menghadap ke Bank BRI Cabang Siantar dan Gapura Lapang H Adam Malik. Pemilihan tempat itu sudah disepakiti oleh pihak Ahli Waris, Tokoh - tokoh Simalungun, Ihutan Bolon, Yayasan Sang Naualuh dan komponen Suku Simalungun, di hadapan Wali Kota Siantar, Hefriansyah.

"Saya dari ahli waris Sang Naualuh, mengucapkan terimkasih, pada hari ini, kami sudah sepakat dan sudah diputuskan bersama sepuh disaksikan oleh pak Wali Kota, dan kami sudah sepakati untuk pembangunan Tugu Sang Naualuh sudah diputuskan di Taman Bunga (Lapangan Merdeka), sudut depan BRI. Dan itulah hasil keputusan hari ini, mudah - mudahan terealisai pembangunan tugu itu,"kata keturunan Raja Sang Naualuh Damanik ini.

Penetapan lokasi itu, kata Sang Nuan, berdasarkan kajian Tim Ahli Independen dari Universitas Sumatera. “Kami mengundang Tim Ahli Independen dari USU. Jadi ada lima lokasi yang disurvei. Dari lima itu, dikaji secara ilmiah dari berbagai aspek. Aspek historis, estetika dan sebagainya dan sampailah kami memutuskan lokasi paling strategis, di Taman Bunga sudut, yang mengarah ke Bank BRI,"jelasnya.

Bahkan, Sekretaris Umum Panitia Pembangunan Tugu Sang Naualuh, Pandapotan Damanik juga menyampaikan, bahwa lokasi yang telah ditentukan tersebut sudah sangat strategis.

"Kita sudah sepakati pembangunan tugu dan Wali Kota sudah acc. Nanti akan ditandatangani bersama. Kalau pun ada pihak - pihak yang protes kenapa dibangun dilokasi ini, kita akan jawab sama - sama. Karena ini sudah disepakati," ujar Pandopotan, waktu itu.

Pesan Tokoh Simalungun

Kadim Damanik, seorang Tokoh Masyarakat Simalungun di Pematangsiantar mengatakan, kebijakan Hefriansyah Noor, terkait rencana pemindahan titik lokasi pembangunan tugu Raja Sang Naualuh, menuai polemik.

Sinyal tanda setuju pemindahan lokasi tugu yang disampaikan Hefriansyah, pada pertemuan dengan beberapa elemen, di ruang Bappeda Kota Pematangsiantar, Selasa 4 Desember 2018. Bahkan kebijakan plinplan Walikota itu dikecaman Himpunan Mahasiswa dan Pemuda Simalungun (HIMAPSI).

Menurut Kadim Damanik, seperti dilansir hetanews.com, Selasa (4/12/2018), pembangunan tugu Raja Sang Naualuh sebaiknya dilanjutkan, tanpa melakukan pemindahan lokasi. Alasannya, kata Kadim, Pemko Siantar sudah melakukan peletakan batu pertama, berikut acara adat, di hadapan keturunan Raja.

“Pembangunan itu seharusnya tidak dihentikan atau dipindahkan lagi. Sudah dilakukan peletakan batu pertama, apalagi sudah ada acara adatnya," ujarnya.

Disinggung mengenai adanya penolakan dari sekelompok masyarakat, yang menilai pembangunan tugu berpotensi mengurangi luas lapangan. Kadim berpendapat, bilapun ada rencana pemindahan lokasi, Pemko Siantar harus mengundang seluruh keturunan Raja Sang Naualuh, berikut seluruh elemen masyarakat Simalungun.

"Pemerintah yang ambil kebijakan, kalaupun mau dipindahkan, keturunan Raja harus tahu, sebaiknya pemimpin jangan mengambil kebijakan yang berpotensi memicu konflik," katanya.

Selaku tokoh masyarakat, Kadim berharap Wali Kota Siantar, lebih arif dalam mengambil kebijakan serta mengakomodir pendapat seluruh elemen.

"Dalam kebijakan apapun, Wali Kota diberi wewenang untuk mengatur penyelenggaraan pemerintahan yang tertib. Pesan saya, tugu Raja Sang Naualuh harus tetap dibangun, dan hargai apa yang menjadi warisan budaya leluhur serta jangan main-main mengambil kebijakan," tegasnya. 

Masyarakat Simalungun, Tokoh Simalungun, Elemen Simalungun, Organisasi Seni Budaya Adat Simalungun harus bersatu dan menjaga kedaulatan letak Pembangunan Monumen / Tugu Raja Sangnawaluh Damanik selaku Perintis Kota Pematangsiantar di Lapangan H Adam Malik Pematangsiantar.
(Berbagaisumber/Asenk Lee Saragih)
 

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments