Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Masyarakat Sumut Harus Bijak Restuai Syahril Tumanggor Jadi Balon Gubsu 2018

BeritaSimalungun-Suhu politik di Sumatera Utara (Sumut) jelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Juni 2018 kini mulai menghangat. Sejumlah calon sudah mempublikasikan diri lewat berita-berita berbayar atau disebut berita advertorial. Bahkan ada juga bakal calon yang dengan jorjoran melakukan publikasi dengan mengesampingkan fungsi pers dan media.

Tentunya dalam menyikapi hal itu, masyarakat Sumut sudah lebih dewasa dalam berdemokrasi, terlebih mengenal siapa calon gubernur dan wakil gubernur mereka. Ditengah kekuatan partai politik yang kini sangat dominan dalam menentukan calon yang diusung, tentunya hal itu sejalan pula dengan ongkos politik yang dikeluarga balon tersebut.

Perpolitikan di Tanah Air, khususnya jelang Pilkada, tak terlepas dari berapa besarnya “mahar” yang diserahkan balon. Meski dalam aturan Pilkada sekarang “mahar” dilarang, namun masih ada mahar-mahar dengan modus lain. Misalnya dengan biaya operasional Parpol dalam mensosialisasikan balon.

Mahalnya biaya politik untuk menjadi kepala daerah, hal ini kerap berimbas pada semakin ganasnya praktik korupsi yang dilakukan oknum-oknum kepala daerah untuk menutupi biaya politik saat pilkada tersebut. Hal ini sudah terbukti dengan banyaknya kepala daerah yang di OTT KPK.

Provinsi Sumut sudah menorehkan dua catatan buruk, yakni Gubernurnya terjerat korupsi. Yakni Syamsul Arifin dan Gatot. Tentunya masyaraat Sumut ingin memiliki calon gubernur yang jauh dari praktik tak terpuji (KORUPSI). 

Ditengah sulitnya mencari sosok figure balon Gubsu Pilkada Juni 2018, ada satu nama yakni H Syahril Tumanggor MM, warga keturunan Jawa Timur (Jatim) Kelahiran Sumatera Utara (Sumut) tepatnya di salah satu Desa di Sidikalang yang berbatasan dengan Pak Pak Barat berniat menjadi bakal calon (Balon ) Gubernur di Sumut. Tentunya niat tulus H Syahril Tumanggor MM yang maju harus bijak disikami masyarakat Sumut. 

“Saya datang ke Padangsidimpuan untuk meminta doa restu dan dukungan kepada masyarakat di daerah ini,”ujarnya H Syahril Tumanggor MM, seperti dilansir Tribunmedan.com, Sabtu (3/12/2017).

Disebutkan, Kota Padangsidimpuan sudah seperti rumahnya, alasannya, masyarakat dan budaya di Padangsidimpuan mirip dengan tanah kelahirannya.Masa kecilnya dulu dia sering mendengar cerita tentang Kota Padangsidimpuan, bahkan almarhum orang tuanya sangat mengidolakan kota Padangsidimpuan.

Kedatangannya ke Padangsidimpuan bertujuan mensosialisasikan dirinya, sehingga warga di Kota Salak tersebut tidak ragu untuk mendukungnya. “Saya dilahirkan dari keluarga miskin, berasal dari desa yang dulunya terisolir untuk itu saya berniat untuk memperhatikan orang miskin yang ada di Sumut ini,”ujarnya. 

Ditanya tentang kesiapannya, laki-laki kelahiran Dusun Batu Raja ini menegaskan, akan menjadi calon nomor satu. “Saya tidak akan menjadi calon nomor dua, prinsip saya harus nomor satu, kalau tidak dapat saya akan mundur dari kompetisi ini,”ujarnya. 

Laki-laki yang saat ini menjadi Ketua Partai PKPI di Provinsi Jawa Timur (Jatim) mengaku sudah mempersiapkan semua keperluan dukungan baik dari jalur partai politik maupun independen. Namun, dia menegaskan, untuk saat ini dia masih melakukan penjajakan untuk partai politik.

Pemilik usaha mebel dan dekat dengan Presiden Jokowi tersebut mengaku banyak mendapatkan dukungan dan motivasi dari masyarakat dari Sumut. Dia menilai, warga sudah melihat kinerjanya selama memimpin partai PKPI di Jawa Timur.

“Banyak warga yang meminta agar saya menjadi gubernur di Sumut, jangan hanya mengurusi kampung orang,” katanya. Dia berharap agar warga Kota Padangsidimpuan dapat menjadi pendukung utamanya, karena warga di Kota ini tersebar di selurun kota di Sumut.

Sementara itu, tokoh masyarakat Kota Padangsidimpuan Sulaiman Harahap mengaku salut dengan motivasi Syahril Tumanggor untuk menjadi gubernur. Menurutnya, meski terlahir dari keluarga tidak mampu, namun dia mampu menjadi pemimpin di daerah lain.

“Saya apresiasi dengan prestasinya yang menjadi pimpinan partai di daerah Jawa,”imbuhnya. Dia menghimbau kepada warga di kota itu untuk mendukung Syahril, karena dia mempunyai keinginan yang kuat untuk merubah Sumut menjadi yang lebih baik.

Saya Anak Kampung

Sahril Tumanggor, Ketua PKPI Jawa Timur yang sedang gencar menyosialisasikan diri sebagai Bakal Calon Gubernur Sumut periode 2018-2023, mengaku tidak takut rugi bila nantinya gagal menjadi orang nomor satu di Provinsi Sumut.

Kata Sahril, dana yang ia pakai untuk maju pada pertarungan ini tidak berasal dari para penyokong atau donatur. 

“Kalau nanti saya tidak terpilih, sudah mengeluarkan uang miliaran, saya tidak rugi. Karena saya pakai uang sendiri," katanya, di sela-sela silaturahmi dengan jajaran redaksi Harian Tribun Medan di Hotel Madani Jalan Sisingamangaraja, Medan, Rabu (19/7/2017) lalu.

Sahril merupakan anak petani yang lahir di Kabupaten Humbanghasundutan pada 25 Agustus 1970 silam. Setelah lulus dari bangku SMA, Sahril memutuskan merantau ke luar daerah Sumatera untuk mengubah nasibnya, merantau ke Pulau Jawa.

Kerja keras Sahril membuahkan hasil. Ia berhasil menjadi pebisnis sukses yang menggeluti sektor properti. Meski lama menetap Jawa, Sahril belakangan ini memutuskan untuk "pulang kampung" dan berniat maju pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut 2018 mendatang.

“Saya anak kampung, anak petani, yang berniat maju sabagai calon gubernur pada Pemilihan Gubernur Sumut," kata Sahril.

Suami dari Umi Markatin ini mengungkapkan beberapa hal yang akan ia lakukan bila nantinya berhasil terpilih sebagai Gubernur Sumut. Satu di antaranya adalah membenahi manajemen organisasi yang ada di Sumut.

“Pemberian izin dari Kesbangpol untuk organisasi itu harus jelas dan selektif. Kalau organisasi itu memang benar-benar bagus, itu haru diberi izin. Kemudian setiap organisasi yang telah memperoleh izin itu harus diberi bantuan dana," kata Sahril.

Sahril menambahkan, bila nantinya terpilih, ia akan memberikan bantuan kepada seluruh janda dan jompo yang ada di Sumut.

"Kalau kita lihat sekarang, faktanya wanita malam itu adalah janda. Bila saya terpilih nanti, saya akan berikan bantuan untuk semua janda dan jompo," katanya sembari berjanji akan memenuhi tiap janji yang ia sampaikan ini bila terpilih nantinya. “Kalau mulut saya nanti tidak jadi kenyataan, tagih saya," ujarnya.

Siap Lahir Bathin

Maju di Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) Periode 2018-2023, H. Syahril Tumanggor sudah siap lahir bathin, yang salah satu upaya dengan melakukan pendekatan untuk mengenalkan diri dan menjalin silaturahmi kepada elemen masyarakat di Sumatera Utara.

“Meski perhelatan Pilgubsu periode 2018-2023 masih cukup lama, secara lahir bathin saya sudah siap tidak saja lahir bathin, tapi juga mental,” kata H. Syahril Tumanggor saat bertatap muka dan bersilaturahmi dengan puluhan tokoh masyarakat, ustadz , mahasiswa dan kaum ibu Kota Padangsidimpuan, di warung Bayu, Padangsidimpuan, Minggu (27/11/2017) lalu.

Dengan kesederhanaan dan penuh kekeluargaan, sekilas H. Sahril seorang anak kampung asal Dusun Baturaja, Kabupaten Pakpak Barat kelahiran 25 Agustus 1970 menceritakan latar belakang dirinya dalam kehidupan sejak kecil hingga saat ini.

Dengan kondisi ekonomi yang sulit pada waktu itu, ia meniti sekolah mulai tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan SMP di daerah tersebut, kemudian melanjutkan SMA di Kota Sidikalang Kabupaten Tanah Karo, yang seterusnya usai tamat sekolah ia merantau ke pulau Jawa tepatnya ke Kota Surabaya, Propinsi Jawa Timur.

Ini suatu hal yang wajar katanya, ketika ia mulai mengenalkan diri ke masyarakat, untuk bisa lebih tahu dan mengenal Sumut secara luas. Karena, masyarakat Sumut adalah masyarakat majemuk dengan kultur, budaya dan adat-istiadatnya, serta dengan keberagaman potensi dan sumber daya alamnya.

“Secara jujur saya akui, saya memang seorang anak desa dari "hutan belantara", namun secara lahir dan batin saya telah siap menuju kursi Sumut 1 dan tentu saja saya berkewajiban untuk menyampaikan niat saya ke masyarakat dalam rangka pencalonan saya sebagai Gubsu pada Pilgubsu mendatang,“ ujarnya. 

Dikatakan, sejak 7 bulan yang lalu ia mulai “turun gunung” dari perantauan di pulau Jawa untuk pulang ke kampung halaman di Sumut dan secara bertahap dari desa-ke desa, kecamatan ke kecamatan dan Kabupaten/Kota menyapa masyarakat Sumut, mengenalkan diri dan bersilaturahmi dengan masyarakat.

“Bersama beberapa teman dan kerabat seperjuangan, serta sesekali didampingi istri yang asli dari Jawa Timur tepatnya dari Ponorogo, kami berkeliling di hampir seluruh kabupaten/kota se-Sumut ini dan menyampaikan niatnya untuk ikut Pilgubsu mendatang dan kemungkinan besar akan mencalon melalui jalur partai politik (parpol),“ katanya, sembari menyebutkan, ia sudah bersilaturrahmi dengan masyarakat di 32 Kab/Kota di Sumut.

Kata Syahril, awalnya ia tidak berencana untuk ikut Pilgubsu. Bahkan ia sempat di calonkan untuk Kepala Daerah di salah satu Kabupaten di Propinsi Jatim, tapi sebagai putra daerah, ia merasa teranggil dan ia sempat berfikir untuk lebih baik membangun kampung halaman di Sumut, apalagi persyaratan untuk itu sudah ia persiapkan secara matang.

“Bagi saya, komitmen untuk maju di Pilgubsu nantinya adalah menjadi orang nomor 1 di Sumut, itupun bila diamanahkan rakyat menakhodai Sumut nantinya. Karena, ia ingin berposisi sebagai decision maker atau pengambil keputusan, agar pikiran-pikirannya sebagai pelayan masyarakat dalam membangun masyarakat dan daerah Sumut seutuhnya bisa dituangkan dalam program kerja yang muaranya untuk kesejahteraan masyarakat Sumut,“ katanya.

Menurut pandangannya, seorang pemimpin itu haruslah memposisikan diri sebagai pelayan masyarakat, bukan dilayani. Karena, bila memposisikan diri untuk dilayani, maka itulah yang menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial dan ketimpangan pembangunan antara daerah dan ditengah-tengah masyarakat sendiri dan ia melihat ketimpangan pembangunan antar daerah di Sumut ini masih begitu kentara. 

Sekilas ia juga memberikan pandangan dalam memimpin Sumut nantinya. Pertama, menjalankan birokrasi praktis dan pembangunan ekonomi kerakyatan, pembangunan dari rakyat untuk rakyat. Ia juga memberikan gambaran kecil dalam membangun ekonomi kerakyatan yaitu dengan mendirikan BUMD sesuai dengan potensi daerah yang dimiliki, seperti BUMD dalam bidang pertanian, sesuai dengan potensi Sumut yang masyarakatnya banyak hidup dari sektor pertanian. 

Meski saat ini memiliki identitas sebagai warga Jawa Timur (Jatim) tak membuat Sahril Tumanggor lupa akan kampung halamannya, tepatnya di salah satu Desa di Sidikalang yang berbatasan dengan Pak Pak Barat, Sumatera Utara (Sumut). Tak pelak, lelaki berkumis ini pun berniat menjadi salah seorang calon Gubernur Sumut. Sebagai bentuk keseriusannya, dia meminta doa restu dan dukungan dari warga Padangsidimpuan. (Asenk Lee/Berbagai Sumber)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments