Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Warga Panei Tongah Demo Kebun Marjandi


SIMALUNGUN- Seratusan warga Kecamatan Panei Tongah, Kabupaten Simalungun yang tergabung dalam Forum Masyarakat Peduli Panei, berdemo ke kantor PTPN IV Kebun Marjandi, Kamis (12/7). Masyarakat meminta pihak Kebun Marjandi, supaya menutup parit isolasi yang berada di sekitar kebun. Sejak adanya galian tersebut Kecamatan Panei sering dilanda banjir.

Kordinator aksi Jhon Marudut Tua Saragih, dalam orasinya mengatakan, sejak adanya galian parit isolasi di PTPN IV Kebun Marjandi, warga sering mengalami kebanjiran. Akibatnya beberapa rumah masyarakat rusak dan warga berlarian menyelamatkan diri. Selain itu, fasilitas masyarakat pun rusak dibuat banjir. Antara lain parit hancur, persawahan jebol dan mengakibatkan gagal panen, titi jembatan, tembok sekolah rubuh, dan pemukiman warga berlumpur yang bersumber dari PTPN IV Marjandi.

Ia mengatakan, selama banjir terjadi masyarakat Panei sekitarnya, seperti teraniaya. Ladang pertanian yang menjadi mata pencarian warga habis dihantam banjir.

“Kami meminta pihak PTPN IV Kebun Marjandi bertanggungjawab memperbaiki seluruh fasilitas yang rusak dibuat banjir. Kemudian mengganti rugi kerusakan yang disebabkan banjir,” tegas Jhon.

Masyarakat meminta, juga supaya mengembalikan tanaman teh di Kecamatan Panei. Mereka mengatakan, selama tidak ada konversi teh ke sawit, Kecamatan Panei tidak pernah mengalami banjir. Aksi yang berlangsung damai itu diterima Manejer Unit PTPN IV Marjandi J Sinaga dan perwakilan kantor pusat PTPN IV Marjandi Jimmi Silalahi. J Sinaga mengatakan, pihak PTPN akan merealisasikan permintaan masyarakat menutup parit isolasi yang berada di perkebunan Marjandi.

“Saya sebenarnya sudah mengusulkan pemanggilan alat berat untuk menutup parit isolasi tersebut. Namun karena masyarakat terus mendesak, besok kami segera menutup parit tersebut secara manual menunggu alat berat tiba. Sedangkan bantuan ganti rugi yang dimohonkan masyarakat, kami tidak bisa mengambil kebijakan sendiri. 

Sebab kami di kantor unit tidak ada pegang duit. Kalau mau buat permohonan, masyarakat harus membuat proposal ke PTPN IV Marjandi,” paparnya. Disinggung soal permintaan masyarakat supaya mengembalikan tanaman teh dari sawit, J Sinaga mengatakan, pihaknya tidak bisa mengambil keputusan.

“Kalau masalah itu, saya tidak bisa ambil keputusan. Ada tingkatan direksi yang membahas masalah konversi itu,” tegasnya. Sejam berorasi di kantor PTPN IV Kebun Marjandi, masyarakat menuju kantor DPRD Simalungun. Di kantor DPRD, masyarakat diajak Komisi II ber-audensi menyampaikan aspirasinya. Nampak hadir saat itu, Makmur Damanik, Luhut Sitinjak, Suriawan, Pantas Sitanggang, dan Mansur Purba. Kemudian, Camat Panei Tongah Baktiar Sinaga, Kadis BLH Raja Sianipar, dan Asisten I Marolop Silalahi.

Luhut Sitinjak, mengaspresiasi masyarakat yang menyampaikan orasinya dengan damai. Ia selaku putra daerah di Kecamatan Panei, membenarkan bahwa beberapa hari terahir sering terjadi banjir setelah terjadi hujan. “Saya juga sebagai putra daerah merasakan apa yang dirasakan masyarakat. Puluhan tahun saya tinggal di Panei, baru beberapa bulan terahir ini sering terjadi banjir sejak keberadaan parit isolasi dan konversi,” katanya.

Dia mengatakan, akan memperjuangkan aspirasi masyarakat sampai ketingkat DPRDSU dan Pemprovsu. “Hari ini DPRD bersama Pemkab Simalungun akan turun langsung melakukan cek dan ricek ke PTPN IV Marjandi. Kalau benar parit isolasi itu penyebab banjir, kita minta dengan tegas supaya ditutup,” katanya. (osi)

Berita Lainnya

There is no other posts in this category.

Post a Comment

0 Comments