Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Limbah Alegrindo Dibuang Melalui Saluran Khusus


PURBA- Penggunaan instalasi limbah yang dibangun untuk menetralisir kandungan racun limbah ternak sebelum dibuang ke alam membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang tinggi. Ata dasar inilah PT Alegrindo lebih sering membuang limbah itu langsung ke saluran khusus yang mengarah ke Danau Toba. Demikian pengakuan salah seorang mantan karyawan PT Alegrindo bermarga Saragih, Minggu (15/6).

Saragih mengatakan, kalau limbah yang ada di lokasi instalasi pengelolaan limbah itu hanya untuk mengelabui petugas Bapedalda. “Kalau ada pemeriksaan limbah, dibawa ke lokasi instalasi itu. Namun sebenarnya itu tak pernah difungsikan,” katanya. Lebih lanjut Saragih menjelaskan, instalasi pengabuan atau ruang pembakaran bangkai-bangkai babi yang mati di perusahaan ini pun hampir tak pernah difungsikan.

“Ruang pembakaran itu juga hanya topeng. Babi yang mati hampir tak pernah dibakar di sana, tapi bangkai babi dibuang ke rawa dekat saluran pembuangan limbah itu,” ujarnya lagi. Senada disampaikan T Malau, warga Nagori Tigaras. Malau mengatakan, di kampung itu ada saluran sungai yang bersumber air dari hutan di atas kampung itu. Dia menjelaskan, bagian hulu sungai itu berada tepat di bawah lokasi peternakan babi milik Alegrindo.Menurutnya, dulu sebelum Alegrindo ada, masyarakat kampung Tigaras masih sering menggunakan air sungai itu untuk konsumsi dan pertanian.

Namun seiring dengan kehadiran perusahaan itu, air sungai itu berubah aroma jadi bau busuk dan gatal, sehingga tak mungkin lagi dikonsumsi. Malau menambahkan, bukan hanya limbah cair yang dibuang, namun bangkai babi pernah ditemukan di sungai itu. Menurutnya, untuk melihat ulah Alegrindo membuang limbah ke sungai yang mengarah ke Danau Toba, lebih baik dipantau pada malam hari antara pukul 8 malam ke atas, terlebih pada musim hujan.

“Kalau mau memantau malam-malam saja, di atas jam 8. Apalagi kalau hujan datang, kita akan mencium aroma bahwa limbah sudah datang,” kata Malau. Didampingi beberapa warga lainnya, Malau berharap agar pemerintah bisa mendengar keluhan mereka, apalagi seluruh warga di kampung itu sudah terserang penyakit gatal-gatal dan sesak napas.(MSC)

Berita Lainnya

There is no other posts in this category.

Post a Comment

0 Comments